Selasa, 02 Juli 2013

Kebebasan Berekspresi

Sebelumnya, aku bakalan bilang kalo ini materi mainstream, jadi jangan heran kalo udah sering ngeliat artikel sejenis ini di mana saja. Okay?
Kebebasan berekspresi. Kata-kata yang didengungkan dan diperjuangkan banyak orang. Selama perjalananku yang sangat pendek ini, aku telah mendengar sekian banyak kata "kebebasan berekspresi". Memang bermakna positif. Namun, seperti yin dan yang, setiap sesuatu yang positif pasti juga mempunyai sifat negatif. Kebebasan berekspresi sering diartikan berlebihan sebagai sesuatu yang bebas, benar-benar bebas, tanpa terikat suatu aturan pun. Padahal tidak ada sesuatu pun yang benar-benar bebas. Tiap hal memiliki aturan (rules) dan batasan (limit) sendiri-sendiri. Meskipun itu sering tidak terlihat, seperti tulisan "Syarat & Ketentuan Berlaku" pada setiap promosi produk yang sering nyaris tidak terlihat.
Masalah penafsiran kebebasan berekspresi yang berlebihan juga terjadi di Indonesia. Misalnya demonstran yang melakukan demonstrasi dengan rusuh, melempari batu, membakar fasilitas umum dan sesuatu milik orang lain, dengan alasan kebebasan berekspresi. ITU GILA! Mereka tidak mengerti esensi dari kebebasan berekspresi. Itu adalah kebebasan yang merugikan orang lain, meskipun mereka tidak merasakannya. Tidak bisakah mereka membuat demonstrasi yang tertib dan bermanfaat? Apabila bisa, itu barulah sesuatu yang mencerminkan kebebasan berekspresi yang sesungguhnya. Kebebasan yang disertai tanggung jawab. Kebebasan yang diartikan secara positif.
Ada juga penulis yang menuliskan sesuatu yang berbau sensual, bahkan seksual, pada karya tulis mereka. Mulai dari penggambaran tokoh yang berlebihan, sampai, maaf, benar-benar adegan seks. Semata-mata karena alasan kepuasan dan kebebasan berekspresi. HEI BUNG, sebenarnya apa maksud Anda?? Anda tentu tahu, tidak hanya orang dewasa yang membaca karya Anda, beberapa orang di luar konteks DEWASA juga bisa melihatnya. Dan itu jelas tidak baik untuk moral bangsa. Mungkin Anda dapat membela diri dengan mengatakan itu adalah wujud kebebasan berekspresi. Tetapi seperti yang kukatakan sebelumnya, kebebasan Anda tidak benar-benar bebas. Anda memiliki rules dan limit yang tidak dapat dipaksakan. Apalagi Indonesia adalah negara yang (katanya) menjunjung tinggi kehidupan spiritual yang punya standar etika dan moral tinggi. Anda tidak bisa seenaknya saja memasukkan hal-hal yang tidak pantas dibicarakan di depan umum seperti "itu", dengan mudahnya ke dalam karya-karya Anda dengan alasan kebebasan berekspresi. Mungkin Anda bermaksud baik, memberikan warna baru pada cerita agar tidak monoton, atau mencocokkan settingnya dengan latar belakang romantis. Mungkin Anda bisa memberikannya sekilas, atau lebih baik tidak sama sekali, bukannya ditulis sampai sedetail-detailnya.
Jadi intinya, kebebasan berekspresi tidak benar-benar bebas. Jangan sampai menyalahi etika dan norma yang ada di masyarakat. Kebebasan berekspresi mungkin baik, tetapi tidak baik apabila diartikan secara harafiah, karena itu berarti kebebasan mutlak. Artikanlah sebagai kebebasan yang harus disertai dengan tanggung jawab.

Selasa, 25 Juni 2013

English Lesson

Banyak yang bilang aku jago inilah, itulah. Akademik bagus, olahraga bagus (baca: nggak jelek), attitude bagus, dan lain-lain dah. Tapi, paling banyak yang bilang aku jago Bahasa Inggris. Why???
Padahal, aku sendiri sama sekali nggak jago Bahasa Inggris. Barang-barang kayak Past Tense, Perfect Tense, dan apalah gituuu, kedengeran kayak nama film horor (wakwak lebay). Sebenernya aku jarang banget ngejawab soal English dengan otak bekerja. Hanya ngeliatin option-optionnya aja, dan yang kedengeran paling nggak konyol, TARAA!! itu jawabannya!! *genius*
Sebenernya juga jawaban masing-masing itu berdasarkan feeling (atau capcipcup). Naah, mungkin aku dibilang pinter English karena feeling (bukan capcipcup) ini nih! Tapi sebenernya feeling alias insting kayak gitu nggak dateng sendiri, karena bukan hantu yang datang tak diundang, pulang tak dioleh-olehi, eh diantar. Feeling begitu harus diundang alias didatangkan alias dipanggil. Tapi jangan lewat telpon. Caranya:
  • Untuk belajar reading: Banyak-banyak baca buku yang berbahasa Inggris (atau setidaknya ada kata-kata Bahasa Inggrisnya), dan coba deh artiin kata-kata di dalamnya.
  • Untuk belajar listening dan speaking: Banyak-banyak dengerin lagu-lagu Barat dengan segala genre mulai dari yang lagunya pelan kayak Christina Perri, nyampe lagu-lagu kayak punya Linkin Park ama Avenged Sevenfold. Sekalian download liriknya dan diapalin lagunya, lalu nyanyiin dengan suara keras supaya lidah terlatih dengan ucapan yang nggak berbahasa Indonesia.
  • Untuk belajar writing: Pasrah ajalah, yang penting tau penulisan kata-kata bahasa Inggris yang benar.
Lama-lama nanti bakalan bagus deh Englishmu! Tapi jangan lupa tetep dong, baca buku pelajarannya, paling enggak kalo ada PR ato ulangan umum, biar keliatan kalo belajar gitu lhoo. So, GOOD LUCK! \(^o^)/

Relaunching My Blog!!!

I wanna relaunching my blog!
Muncul begitu saja dalam pikiran tanpa permisi, tanpa "assalamualaikum", tanpa ketok pintu, dan lain-lain. Cuma gara-gara isinya nggak meningkatkan tingkat minat pembaca. Bakalan kucoba dah bikin isi yang lebih bermutu. Doakan aja daaaaaahh...